Nama : Maya Meiliana
Kelas : 3PA06
NPM : 16514504
PENGERTIAN
PSIKOMETRI
Dilihat
secara etimologis psikoterapi mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang
artinya jelas yaitu “mind” atau sederhananya: jiwa dan “therapy” mengasuh,
sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek
kejiwaan” seseorang.
Menurut
Ivey & Simek-Downing (1980) Psikoterapi adalah proses jangka panjang,
berhubungan dengan upaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih
besar pada struktur kepribadian.
PERBEDAAN
PSIKOTERAPI DAN PSIKOLOGI KONSELING
Menurut
Corsini (1989) konseling dan psikoterapi bukan berbeda secara kualitatif tetapi
perbedaannya pada tingkat kuantitatif. Sedangkan perbedaan konseling dan
psikoterapi, dikutip uraian dari Brammer & Shostrom (1977) dan Thompson &
Rudolph (1983) di bawah ini :
Brammer & Shostrom
(1977) mengemukakan bahwa :
1. Konseling ditandai
oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive,
situational, problem solving, conscious awerness, normal, present-time dan
short-term.
2. Sedangkan psikoterapi ditandai oleh
“supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depthemphasis, analytical,
focus on the past, neurotics and other severe emotional problems and
long-tern”.
UNSUR-UNSUR
PSIKOTERAPI
Masserman (Karasu 1984) telah
melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim
pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk :
1. Peran sosial (martabat)
psikoterapis
2. Hubungan
(persekutuan terapeutik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Re-edukasi
6. Rehabilitasi
7. Resosialisasi dan
rekapitulasi
Unsur – unsur
psikoterapeutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi
dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan
terapeutik, keadaan mental dan kebutuuhan pasien.
TUJUAN
PSIKOTERAPI
Berikut ini akan
diuraikan mengenai tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode
dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua oran tokoh yakni Ivey,
et al (1987) dan Corey (1991):
a) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
psikodinamik, menurut Ivey, et al (1987): membuat sesuatu yang tidak sadar
menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap
kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari
konflik-konflik yang lama.
b) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
psikoanalisi, menurut Corey (1991): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi
sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang
ditekan melalui pemahaman intelektual.
c) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987): untuk memberikan
jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara
wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan
mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhannya yang
unik.
d) Tujuan psikoterapi pada pendekatan
terpusat pada pribadi, menurut Corey (1991): untuk memberikan suasana aman,
bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenai
hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada
dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat.
e) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
behavioristik, menurut Ivey, et al (1987): untuk menghilangkan kesalahan dalam
belajar dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa
menyesuaikan.
f) Sehubung dengan terapi behavioristik
ini, Ivey, et al (1987) menjelaskan mengenai tujuan pada terapi
kognitif-behavioristik, yakni: menghilangkan cara berfikir yang menyalahkan
diri sendiri, mengembangkan cara memandang lebih rasional dan toleran terhadap
diri sendiri dan orang lain.
g) Corey (1991) merumuskan mengenai
kognitif-behavioristik dan sekaligus rasional-emotif terapi dengan:
menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri
sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara rasional dan
toleran.
h) Tujuan psikoterapi dengan metode dan
teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (1987): agar seseorang menyadari
mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
i) Corey (1991) merumuskan tujuan terapi
Gestalt: membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari
pengalamannya. Untuk merangsang menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada
di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap
dorongan-dorongan dari dunia luar.
Dapat disimpulkan bahwa
beberapa tujuan psikoterapi antara lain :
a) Perawatan akut (intervensi krisis dan
stabilisasi)
b) Rehabilitasi (memperbaiki gangguan
perilaku berat)
c) Pemeliharaan (pencegahan keadaan memburuk
dijangka panjang)
d) Restrukturisasi (meningkatkan perubahan
yang terus menerus kepada pasien).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar