Hubungan
Interpersonal
Model-model hubungan
interpersonal
Hubungan Interpersonal
Manusia merupakan makhluk
sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan antar
manusia. Pergaulan itu dapat dilakukandalam lingkungan keluarga, masyarakat,
sekolah, organisasi sosial dan lain-lain. Pergaulan manusia merupakan salah
satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang nantinya akan menjadi dasar dalam melakukan
hubungan atau interaksi antar individu, karena komunikasi sangat erat kaitannya
dengan hubungan interpersonal.
Hubungan interpersonal
adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain yang melandasi
komunikasi interpersonal yang dilakukan. Hubungan interpersonal adalah dimana
ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi
juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Dalam bagian ini perlu
diketahui tentang pengertian hubungan interpersonal, tahap-tahap hubungan
interpersonal, faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal dalam
komunikasi interpersonal,teori-teori hubungan interpersonal dan ciri-ciri
hubungan interpersonal yang baik.
Hubungan
interpersonaladalah hubungan antara individu satu dengan individu lain yang
melandasi komunikasi interpersonal yang dilakukan. Hubungan interpersonal
adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi
pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita
berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga
menentukanrelationship.
Dari segi psikologi
komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal,
makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang
orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang
berlangsung diantara komunikan. Komunikasi yang efektif ditandai dengan
hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila
isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusaak.
“komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan
interpersonal barangkali yang paling penting,”
Anita taylor et al. (1977:1987). Banyak penyebab dari rintangan
komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik diantara komunikan.
Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, dan paling cermat tidak
dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek.
Setiap kali kita
melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, kita
juga menentukan kadar hubungan interpersonal, bukan hanya menentukan “content”
tetapi juga “relationship”. Bukan hanya menyampaikan isi, tetapi juga
mendefinisikan hubungan interpersonal. Pandangan bahwa komunikasi mendefinisikan
hubungan interpersonal telah dikemukakan Ruesch dan Bateson (1951) pada tahun
1950-an. Gagasan ini dipopulerkan di kalangan komunikasi oleh Watzlawick,
Beavin, dan Jackson (1067) dengan buku mereka Pragmatics of Human
Communication. Mereka melahirkan istilah baru untuk menunjukkan aspek hubungan
dari pesan komunikasi ini.
Model Pertukaran dan
Analisis Transaksional
Model pertukaran sosial
Model ini memandang
hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan
orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan
Kelley, dua orang pemuka uatama dari model ini, menyimpulkan model pertukaran
sosial sebagai berikut, “asumsim dasar yang mendasari seluruh analisis kami
adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam
hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari
segi ganjaran dan biaya. “ Ganjaran, biaya, laba, dan tingkat perbandingan
merupakan empat konsep pokok dalam teori ini. Ganjaran adalah setiap akibat
yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran
berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegannya.
Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan yang lain, dan
berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain.buat orang kaya,
mungkin penerimaan sosial lebih berharga dari pada uang. Buat orang miskin,
hubungan interpersonal yang dapat mengatasi kesulitan ekonominya lebih
memberikan ganjaran daripada hubungan yang menambah pengetahuan. Biaya adalah
akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat
berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan
kondisi-kondisi lain yang dapat menhabiskan sumberkekayaan individu atau dapat
menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun
berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya. Hasil
atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila seorang individu merasa, dalam
suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia
kan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba. Misalnya, kita mempunyai
kawan yang pelit dan bodoh. Kita banyak membantunya, tetapi hanya sekedar
supaya persahabatan dengan dia tidak putus. Bantuan kita (biaya) ternyata lebih
besar daripada nilai persahabatan (ganjaran) yang kita terima. Kita rugi.
Menurut teori pertukara sosial, hubungan kita dengan sahabat pelit itu mudah
sekali retak dan digantikan dengan hubungan barudengan orang lain. Tingkat
perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria
dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat
berupa pengalaman individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang
terbuka baginya. Bila pada masa lalu, seorang individu mengalami hubungan
interpersonal yang memuaskan, tingkat perbandingannya turun. Bila seorang gadis
pernah berhubungan dengan kawan pria dalam hubungan yang bahagia,ia akan
mengukur ganjaran hubungan interpersonal dengan kawan pria lain berdasarkan
pengalamannya dengan kawan pria terdahulu. Makin bahagia ia pada hubungan
interpersonal sebelumnya, makin tinggi tingkat perbandingannya berarti makin
sukar ia memperoleh hubungan interpersonal yang memuaskannya.
Model Analisis
Transaksional
Analisis Transaksional
(AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan
interaksional. AT dapat dipergunakan untuk terapi individual, tetapi terutama
untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan
keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri
oleh klien, juga dalam proses terapi ini menekankan pentingnya
keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Maka proses terapi mengutamakan
kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, dan keputusan baru, guna
kemajuan hidupnya sendiri.
Memulai Hubungan
Memulai Hubungan
Pembentukan Kesan dan
Ketertarikan Interpersonal dalam Memulai Hubungan
Ellen Berscheid
(Berscheid, 1985; Berscheid & Peplau 1983; Berscheid & Reis, 1998)
menyatakan bahwa apa yang membuat orang-orang dari berbagai usia merasa bahagia,
dari daftar jawaban yang ada, yang tertinggi atau mendekati tertinggi adalah
membangun dan mengelola persahabatan dan memiliki hubungan yang positif serta
hangat. Tiadanya hubungan yang bermakna dengan orang-orang lain membuat
individu merasa kesepian, kurang berharga, putus asa, tak berdaya, dan
keterasingan. Ahli Psikologi Sosial, Arthur Aron menyatakan bahwa motivasi
utama manusia adalah ’ekspresi diri’ (self expression).
Penyebab ketertarikan,
dimulai dari awal rasa suka hingga cinta berkembang dalam hubungan yang erat
meliputi :
1. Aspek kedekatan
2. Kesamaan
3. Kesukaan timbal balik
4. Ktertarikan fisik dan
kesukaan
Hubungan Peran
Model Peran
terdapat empat asumsi
yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku dan
nilai-nilai social, yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar
lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut:
· Secara implicit bermain peran
mendukung sustau situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan
isi pelajaran pada situasi ‘’di sini pada saat ini’’. Model ini percaya bahwa
sekelompok peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai
situasi kehidupan nyata. Tewrhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran,
para peserta didik dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari
respons orang lain.
· Kedua, bermain peran memungkinkan para
peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa
bercermin pada orang lain. Mengungkapkan perasaan untuk mengurangi beban
emosional merupakan tujuan utama dari psikodrama (jenis bermain peran yang
lebih menekankan pada penyembuhan). Namun demikian, terdapat perbedaan
penekanan antara bermain peran dalam konteks pembelajaran dengan psikodrama.
Bermain peran dalam konteks pembelajaran memandang bahwa diskusi setelah
pemeranan dan pemeranan itu sendiri merupakan kegiatan utama dan integral dari
pembelajaran; sedangkan dalam psikodrama, pemeranan dan keterlibatan emosional
pengamat itulah yang paling utama. Perbedaan lainnya, dalam psikodrama bobot
emosional lebih ditonjolkan daripada bobot intelektual, sedangkan pada bermain
peran peran keduanya memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran.
· Model bermain peran berasumsi bahwa
emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan
melalui proses kelompok. Pemecahan tidak selalu datang dari orang tertentu,
tetapi bisa saja muncul dari reaksi pengamat terhadap masalah yang sedang
diperankan. Denagn demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman
orang lain tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Dengan demikian, para
peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara memecahkan
masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya
secara optimal. Oleh sebab itu, model mengajar ini berusaha mengurangi peran
guru yang teralu mendominasi pembelajaran dalam pendekatan tradisional. Model
bermain peran mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan masalah
sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara mengenai masalah
yang sedang dihadapi.
· Model bermain peran berasumsi bahwa
proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan system
keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara
spontan. Dengan demikian, para pserta didik dapat menguji sikap dan nilainya
yang sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya perlu
dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang lain, para peserta didik sulit
untuk menilai sikap dan nilai yang dimilikinya.
Terdapat tiga hal yang
menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model pembelajaran,
yakni (1) kualitas pemeranan, (2) analisis dalam diskusi, (3) pandangan peserta
didik terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan situasi kehidupan
nyata.
Konflik
Konflik adalah adanya
pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun dengan
orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik dapat berupad
perselisihan (disagreement), adanya keteganyan (the presence of tension), atau
munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik
sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah pihak, sampai kepada mana
pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai pengahalang dan
pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing.
Adequancy peran &
autentisitas dalam hubungan peran
Kecukupan perilaku yang
diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik
secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (
ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus
lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka
sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.
Intimacy dan Hubungan
Peran
Intimasi dapat dilakukan
terhadap teman atau kekasih. Intimasi (elemen emosional : keakraban, keinginan
untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan). Intimasi
mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk
selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan
ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati,
dan mempercayai pasangan yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak
dicintai. Mengapa seseorang merasa intim dengan orang yang dicintai? Hal ini
karena masing-masing individu merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara
satu dan yang lain dalam segala hal. Masing-masing merasa tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidup sisinya.
Intimacy dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk
berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta.
Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses
menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah
kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita
kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun
menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan
kita.
Keinginan setiap pasangan
adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap
berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat
ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan
dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa
terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena (1) kita tidak
mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh; (2) kita tidak
menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan; (3) kita
tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang
rahasia; (4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup; (5) kita
memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus. Dalam hal inilah keutamaan
cinta dibutuhkan.
Sumber:
http://lnovita.blogspot.com/2013/04/tulisan-5.html
Nasution, Noehi dkk.
1992. Psikologi pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Wargito, Bimo. 1989.
Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: Andy Yogyakarta