STRESS
KESEHATAN
MENTAL
STRES
A. Arti Penting Stres
A. Arti Penting Stres
Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas,
dan tegang. Dalam bahasa sehari-hari stres di kenal sebagai stimulus atau
respon yang menuntut individu untuk melakukan penyesuaian.
Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya
atau sulit. Stres membuat tubuh memproduksi hormon adrenaline yang
berfungsi untuk mempertahankan diri. Stres merupakan bagian dari kehidupan
manusia. Stres yang ringan berguna dan dapat memacu seseorang untuk berpikir
dan berusaha lebih cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup
sehari-hari. Stres ringan bisa merangsang dan memberikan rasa lebih bergairah
dalam kehidupan yang biasanya membosankan dan rutin. Tetapi stres yang terlalu
banyak dan berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi, akan berbahaya bagi
kesehatan.
B. Tipe-tipe Stres Psikologi
Jenis-jenis stres psikologi dibagi dua macam, yaitu: eustress dan distress. Eustress
adalah stres dalam bentuk positif. Ini adalah stres yang baik, yang dapat
merangsang seseorang untuk melakukan berbagai hal dengan lebih baik. Seseorang
dapat merasakan situasi tertentu, seperti pekerjaan baru, atau bertemu dengan
idolanya. Jenis stres ini disebut dengan eustress, dan secara fisik dan psikologis
tidak berbahaya. Sebaliknya, stres jenis ini dapat memiliki efek yang positif
pada kesehatan dan kinerja individu, setidaknya dalam jangka pendek.
Distress adalah jenis stres yang memiliki efek negatif pada kesehatan
fisik dan emosional. Distres sering menghasilkan emosi yang intens, seperti
kemarahan, rasa takut, dan kecemasan atau panik. Terkadang, tekanan juga dapat
terwujud dalam gejala fisik, seperti palpitasi, sesak napas, dan peningkatan
tekanan darah.
Tipe stres menurut dibagi menjadi empat macam yaitu: Frustasi,
Konflik, Tekanan, dan Kecemasan.
Tekanan timbul akibat dari tuntutan hidup sehari-hari. Tekanan
dapat berasal dari dalam diri, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu
tinggi sehingga menimbulkan tekanan dalam diri. Juga dapat berasal dari luar
diri, misalnya orang tua yang menuntut anaknya untuk masuk ke dalam jurusan
yang tidak diminati.
Konflik timbul akibat dari ketidakmampuan memilih dua atau lebih
macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Saat seseorang dihadapkan dalam
situasi yang berat untuk dipilih, orang tersebut akan mengalami koflik dalam
dirinya, bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian, approach-approach
conflict, approach-avoidant conflict, avoidant - avoidant conflict.
Frustasi muncul ketika adanya kegagalan saat ingin
mencapai suatu hal/tujuan. Orang yang memiliki tujuan tersebut mendapat
beberapa rintangan/hambatan yang tidak mampu ia lalui sehingga ia mengalami
kegagalan atau frustasi.
Kecemasan merupakan kondisi ketika individu merasakan
kekhawatiran/kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak
terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk. Misalnya,
seseorang anak yang sering dimarahi ibunya, anak tersebut akan merasakan
kecemasan yang cukup tinggi jika ia melakukan hal yang akan membuat ibunya
marah padahal ibu si anak tersebut belum tentu marah padanya.
C. Symptom Reducing Respon Terhadap Stres
Menurut Lazarus (dalam Santrock, 2003 : 566) penanganan stres
atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu: coping yang berfokus pada masalah
dan coping yang berfokus pada emosi.
Coping yang berfokus pada masalah adalah istilah lazarus untuk
strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh
individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
Coping yang berfokus pada emosi adalah istilah lazarus untuk
strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi
stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.
D. Pendekatan Problem Solving Terhadap Stres
Untuk mengatasi rasa stres, maka yang harus dilakukan adalah
mencari tahu apa penyebab stres (stressor) tersebut. Setelah kita mengetahui
apa penyebabnya, kita harus bisa memilih mana jalan keluar terbaik untuk
masalah itu atau meminta bantuan pada orang lain. Melakukan sugesti untuk diri
sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita
sendiri. Selain itu, bisa juga dengan meningkatkan toleransi terhadap stres,
dengan cara meningkatkan keterampilan/kemampuan diri sendiri, baik secara fisik
maupun psikis. Misalnya, secara psikis: menyadarkan diri sendiri bahwa stres
memang selalu ada dalam setiap aspek kehidupan dan dialami oleh setiap orang,
walaupun dalam bentuk dan intensitas yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar