Senin, 18 April 2016

Tugas Kesehatan Mental 8

STRESS   



KESEHATAN MENTAL

STRES


A. Arti Penting Stres

Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas, dan tegang. Dalam bahasa sehari-hari stres di kenal sebagai stimulus atau respon yang menuntut individu untuk melakukan penyesuaian.
Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit. Stres membuat tubuh memproduksi hormon adrenaline yang berfungsi untuk mempertahankan diri. Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia. Stres yang ringan berguna dan dapat memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup sehari-hari. Stres ringan bisa merangsang dan memberikan rasa lebih bergairah dalam kehidupan yang biasanya membosankan dan rutin. Tetapi stres yang terlalu banyak dan berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi, akan berbahaya bagi kesehatan.

B. Tipe-tipe Stres Psikologi
Jenis-jenis stres psikologi dibagi dua macam, yaitu: eustress dan distressEustress adalah stres dalam bentuk positif. Ini adalah stres yang baik, yang dapat merangsang seseorang untuk melakukan berbagai hal dengan lebih baik. Seseorang dapat merasakan situasi tertentu, seperti pekerjaan baru, atau bertemu dengan idolanya. Jenis stres ini disebut dengan eustress, dan secara fisik dan psikologis tidak berbahaya. Sebaliknya, stres jenis ini dapat memiliki efek yang positif pada kesehatan dan kinerja individu, setidaknya dalam jangka pendek.
Distress adalah jenis stres yang memiliki efek negatif pada kesehatan fisik dan emosional. Distres sering menghasilkan emosi yang intens, seperti kemarahan, rasa takut, dan kecemasan atau panik. Terkadang, tekanan juga dapat terwujud dalam gejala fisik, seperti palpitasi, sesak napas, dan peningkatan tekanan darah.
Tipe stres menurut dibagi menjadi empat macam yaitu: Frustasi, Konflik, Tekanan, dan Kecemasan.
Tekanan timbul akibat dari tuntutan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi sehingga menimbulkan tekanan dalam diri. Juga dapat berasal dari luar diri, misalnya orang tua yang menuntut anaknya untuk masuk ke dalam jurusan yang tidak diminati.
Konflik timbul akibat dari ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan, atau tujuan. Saat seseorang dihadapkan dalam situasi yang berat untuk dipilih, orang tersebut akan mengalami koflik dalam dirinya, bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian, approach-approach conflict, approach-avoidant conflict, avoidant - avoidant conflict.
Frustasi muncul ketika adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu hal/tujuan. Orang yang memiliki tujuan tersebut mendapat beberapa rintangan/hambatan yang tidak mampu ia lalui sehingga ia mengalami kegagalan atau frustasi.
Kecemasan merupakan kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran/kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk. Misalnya, seseorang anak yang sering dimarahi ibunya, anak tersebut akan merasakan kecemasan yang cukup tinggi jika ia melakukan hal yang akan membuat ibunya marah padahal ibu si anak tersebut belum tentu marah padanya.


C. Symptom Reducing Respon Terhadap Stres
Menurut Lazarus (dalam Santrock, 2003 : 566) penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu: coping yang berfokus pada masalah dan coping yang berfokus pada emosi.
Coping yang berfokus pada masalah adalah istilah lazarus untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
Coping yang berfokus pada emosi adalah istilah lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.

D. Pendekatan Problem Solving Terhadap Stres
Untuk mengatasi rasa stres, maka yang harus dilakukan adalah mencari tahu apa penyebab stres (stressor) tersebut. Setelah kita mengetahui apa penyebabnya, kita harus bisa memilih mana jalan keluar terbaik untuk masalah itu atau meminta bantuan pada orang lain. Melakukan sugesti untuk diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri. Selain itu, bisa juga dengan meningkatkan toleransi terhadap stres, dengan cara meningkatkan keterampilan/kemampuan diri sendiri, baik secara fisik maupun psikis. Misalnya, secara psikis: menyadarkan diri sendiri bahwa stres memang selalu ada dalam setiap aspek kehidupan dan dialami oleh setiap orang, walaupun dalam bentuk dan intensitas yang berbeda.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar