Teori
Kepribadian Sehat
Aliran Humanistik
Psikologi humanistik
merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an
dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad
pertengahan. Humanistik berkembang menjadi a third force atau a third power
atas reaksi terhadap dua aliran psikologi sebelumnya yaitu behaviorisme dan
psikoanalisme/ psikoanalisa. Psikologi behaviorisme dipelopori oleh ivan
Pavlov, behaviorisme merupakan aliran yang mempelajari perilaku individu yang
diamati dengan tujuan untuk meramalkan dan mengontrol tingkah laku individu
tersebut. Behaviorisme memandang manusia ibarat makhluk mekanistik yang
dikendalikan kekuatan dari luar dirinya. Psikoanalisis adalah aliran yang
dipelopori oleh psikoanalisis ala freud. Merupakan aliran psikologi yang
mencari akar atau sebab tingkah laku manusia dalam motivasi dan konflik yang
ada di dalam bawah sadar. Psikologi behaviorisme dan psikoanalisis tidak
memosisikan manusia sebagai manusia keduanya tidak bisa menjelaskan aspek
eksistensi manusia yang positif dan penentu seperti: cinta, nilai, makna, dan
pertumbuhan pribadi. Kekosongan inilah yang diisi oleh psikologi humanistik seperti
yang dikemukakan oleh Victor E frankl “Saya pikir, sudah saatnya kita mengakui
kenyataan bahwa manusia bukan sekedar mekanisme atau hasil pelaziman kita harus
mengakui kemanusiaan manusia. Kini saatnya kita mengakui bahwa manusia adalah
wujud yang selalu mencari makna dan akan terlanda keresahan hati bila makna
yang dicarinya belum ditemukan.”
Bagi sejumlah ahli
psikologi humanistik ia adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli
psikologi humanistik yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan
tradisional behaviorisme dan psikoanalis. Psikologi humanistik berdasarkan
kepada keyakinan bahwa nilai-nilai etika merupakan daya psikologi yang kuat dan
ia merupakan penentu asas kelakuan manusia. Keyakinan ini membawa kepada usaha
meningkatkan kualitas manusia seperti pilihan, kreativitas, interaksi fisik,
mental dan jiwa, dan keperluan untuk menjadi lebih bebas. Situs yang sama
menyebutkan bahwa psikologi humanistik juga didefinisikan sebagai sebuah sistem
pemikiran yang berdasarkan kepada berbagai nilai, sifat, dan tindak tanduk yang
dipercayai terbaik bagi manusia.
Psikologi humanistik
dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu, pertama psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru
sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia. Kedua, ia menawarkan
pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku
manusia. Ketiga, ia menawarkan
metode yang lebih luas akan kaedah-kaedah yang lebih efektif dalam pelaksanaan
psikoterapi. Pokok persoalan dari psikologi humanistik adalah pengalaman
subjektif manusia, keunikannya yang membedakan dari hewan-hewan, sedangkan
area-area minat dan penelitian yang utama dari psikologi humanistik adalah
kepribadian yang normal dan sehat, motivasi, kreativitas,
kemungkinan-kemungkinan manusia untuk tumbuh dan bagaimana bisa mencapainya,
serta nilai-nilai manusia Dalam metode-metode studinya, psikologi humanistik
menggunakan berbagai metode mencakup wawancara, sejarah hidup, sastra, dan
produk-produk kreatif lainnya.
Aliran ini secara
eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks
manusia dalam pengembangan teori psikologis. Permasalah ini dirangkum dalam
lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
- Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
- Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
- Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
- Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
- Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.
Pendekatan humanistik
ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya
seperti Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger,
dan Sartre.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar